MODEL PEMBELAJARAN
CTL (Contextual Teaching and Learning) dan PAIKEM
CTL (Contextual Teaching and Learning) dan PAIKEM
CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah sebuah konsep pembelajaran yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong pemelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari
bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu
sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang
diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Setiap bagian CTL yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan
dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama,
mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna
di dalamnya, dan memperoleh ilmu pengetahuan.
·
Karakteristik CTL
a. Kerjasama
antarpeserta didik dan guru (cooperative)
b. Saling
membantu antarpeserta didik dan guru (assist)
c. Belajar
dengan bergairah (enjoyfull learning)
d. Pembelajaran
terintegrasi secara konstektual
e. Menggunakan
multimedia dan sumber belajar
f. Cara belajar
siswa aktif (student active learning)
g. Sharing
bersama teman (take and give)
h. Siswa kritis
dan guru kreatif
i. Dinding
kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa
j. Laporan
siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil
praktikum, karangan,dsb.
·
Tujuan pembelajaran CTL
1. Untuk
memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat
diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
2. Untuk
mengembangkan minat pengalaman siswa.
3. Untuk
melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses
pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain.
4. Untuk
mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan
konteks kehidupan sehari-hari.
5. Agar siswa
secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan
siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.
- Srategi Pembelajaran CTL
Beberapa strategi pembelajaran yang
perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain:
a. Pembelajaran berbasis masalah
Dengan memunculkan
problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk
memecahkan.
b. Menggunakan konteks yang beragam
Dalam CTL guru
membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi
berkualitas.
c. Mempertimbangkan kebhinekaan
siswa
Guru mengayomi
individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan sosial seyogyanya
dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan
toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.
d. Memberdayakan siswa untuk
belajar sendiri
Pendidikan formal
merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk
belajar mandiri di kemudian hari.
e. Belajar melalui kolaborasi
Dalam setiap
kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koleganya dan
sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya.
f. Menggunakan penelitian autentik
Penilaian autentik
menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan konstektual dan
memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
g. Mengejar standar tinggi
Setiap sekolah
seyogyanya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu terus
ditingkatkan dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking dengan
melakukan studi banding ke berbagai sekolah di dalam dan luar negeri.
·
Komponen CTL, yakni:
o Konstruktivisme (Constructivism);
o Bertanya (Questioning);
o Menemukan (Inquiri);
o Masyarakat belajar (Learning Community);
o Pemodelan (Modeling);
o Refleksi (Reflection);
o Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
·
Pendekatan CTL :
1. Problem-Based Learning
Yaitu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga
peserta didik dalam belajar berfikir kritis dalam melakukan pemecahan masalah
yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang asensial dari
bahan pelajaran.
2. Authentic Instruction
Yaitu pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan pesrta didik mempelajari konteks kebermaknaan
melalui pengembangan keterampilan berfikir dan melakukan pemecahan masalah
didalam konteks kehidupan nyata.
3. Inquiry-Based Learning
Yaitu pendekatan
pembelajaran dengan mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk
pembelajaran bermakna.
4. Project-Based Learning
Yaitu pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam
mengkonstruksi pembelajarannya ( pengetahuan dan keterampilan baru) dan
mengkulminasikannya dalam produk nyata.
5. Work-Based Learning
Yaitu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menggunakan konteks tempat kerja
untuk mempelajari bahan ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
6. Service learning
Yaitu pendekatan
pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan
berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui tugas
terstruktur dan kegiatan lainya.
7. Cooperative Learning
Yaitu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil peserta didik untuk bekerjasama
dalam rangka mengoptimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Model
pembelajaran PAIKEM menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang
berlangsung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif selama proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu saja diperlukan ide-ide kreatif dan
inovatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan belajar
tidak tercapai dengan baik.
Model PAIKEM
merupakan pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat
prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses
Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa,
multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi
(siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa
lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).Ketiga,
proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka
telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses
Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka
melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
Dalam
pelaksanaannya model PAIKEM harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas
belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan
pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu
modalitas visual, auditorial dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan
bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’ (membaca teks, grafik
atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera
‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan
kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau
melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa
tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi
pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau
modalitas belajar siswa.
Poin penting dalam strategi PAIKEM :
1. Berpusat
pada peserta didik
2. Mengembangkan
kreativitas peserta didik
3. Suasana yang
menarik, menyenangkan dan bermakna
4. Prinsip
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)
5. Mengembangkan
beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna
6. Belajar
melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7. Menekankan
pada penggalian, penemuan dan penciptaan
8. Pembelajaran
dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9. Menggunakan
pembelajaran tuntas di sekolah.
Secara garis
besar, PAIKEM dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b. Guru menggunakan
berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan ‘pojok baca’
d. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
e.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Karakteristik
PAIKEM
Sesuai
dengan singkatan PAIKEM , maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna,
aktifitas, pengalaman dan kemandirian siswa serta konteks kehidupan dan
lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu mengalami, komunikasi, interaksi dan
refleksi.
Referensi :
M, Hanafiah, Cucu
Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan-strategi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar